Jumat, 15 Juli 2016

Serasa Ngumpul di Rumah “Sodare”

Makan nggak makan kumpul. Begitulah prinsip masyarakat Betawi. Tapi Kalau ngumpul sambil menikmati masakan ala Betawi, dengan suasana nyaman di saung bambu, pasti lebih mantab lagi. Makan di Warung Betawi Ngoempoel serasa di rumah “sodare” sendiri. 

Trend ruman makan saat ini, bukanlah sekadar ganjel perut, mencari kuliner khas berselera. Tapi juga tongkrongannya. Di warung makan “Betawi Ngoempoel” yang berlokasi Jl. Raya Tanah Baru No. 74, Beji, Depok, Jawa Barat, ini, bisa menjadi pilihan keluarga, relasi, dan kerabat Anda untuk menikmati aneka menu yang dijamin berkesan.

Secara filosofi, “Betawi Ngoempoel” adalah suasana kebersamaan dalam keluarga besar. Ngoempoel yang ditulis dengan ejaan lama bermakna ngumpul. Begitu memasuki pekarangan, aura Betawinya sudah terasa. Rumah panggung adat Betawi dan dua ondel-ondel (laki-laki dan perempuan) di pinta utama seperti sedang menyambut pengunjung yang datang. Ditambah perabotan lain seperti delman, kursi khas Betawi, kaca rias zaman dulu.

”Warung ini kami dirikan karena banyak warung makan Betawi yang lokasinya terpisah-pisah. Saya harus keluyuran ke kampung-kampung untuk mencari masakan khas Betawi asli. Saya berpikir mengapa tidak disatukan saja di satu tempat,” tutur Nuroji, pemilik Warung Betawi Ngoempoel, Jum’at (24/6) kepada di Depok.

Tak banyak yang tahu, selama ini warga bukan asli Betawi hanya mengenal Soto Betawi. Padahal, banyak aneka menu yang tak kalah nikmat. Sebut saja masakan Ikan Gabus Pucung, Ikan Gurame Pecak, Ikan Mas Pecak, dan Sop Iga. Menu lainnya, ada Pepes Ikan Peda, Pepes Tahu dan Semur Jengkol,

Jenis sayurnya ada Sayur Besan, Cah Kangkung, dan Tumis Toge. Tidak afdhol jika tak pakai Sambal Blecon atau dadakan. Jika ingin ngemil, ada Kue Rangi, Biji Ketapang Keju, Dodol, Kue Pia dan sebagainya. Minumnya ditemani teh dalam teko blurik, gelas dan loyang seng. Bir pletok, aneka jus, dan es kelapa batok juga tersedia. Kuliner Betawi yang dikemas modern pun kini naik kelas.

Di Warung Betawi Ngoempoel inilah, Anda menikmati masakan khas budaya “Betawi Pinggir” diiringi irama musik Betawi, salahsatunya lagu Benyamin S dan Ida Royani. Jika ada moment tertentu, seperti HUT Depok, akan dihibur dengan pertunjukan lenong, gambang kromong, kendang pencak, atau wayang kulit Betawi. (Adhes SS)

Menu Spesial Betawi Ngoempoel
·        Ikan Gabus Pucung
·         Ikan Gurame Pecak
·         Ikan Mas Pecak
·         Ikan Mas Pepes
·         Ayam Kampung Goreng
·         Ayam Kampung pecak
·         Sop Iga
·        Pepes Ikan Peda
·         Pepes Lindung
·        Sayur Ciput
·        Sayur Besan
·         Cah Kangkung
·        Tumis Toge
·         Sambal Blecon (Dadakan)
·        Sambal Dengkek

Testimoni

Tini, salah seorang guru SD di Depok mengaku sering makan di warung ini. Menu yang pertama diincar adalah ikan mas pecak, semur jengkol, gabus pucung, dan sayur asem. “Nasi pake sambel blecon, nikmat banged. Badan pasti bermandikan keringat. Nafsu makan saya jadi bertambah,” ujarnya.

Senada dikatakan Amelia Febrian yang juga warga Srengseng Sawah. “Suka banget sama pecak ikannya. Segerrrr. Apalagi pas makan siang. Tempatnya juga lumayan nyaman. Lebih asyik makannya di saung sambil ngobrol dengan teman. Cocok banget bareng keluarga di akhir pekan.”

Mpok Ati, ibu rumah tangga asli Depok ini, merasakan hal yang sama, makan di Warung Makan Betawi Ngoempoel serasa di rumah besan, atau di pekarangan “sodare”(saudara) sendiri. Masakannya, terutama ikan Mas Pecak dan sambal dadakan itu lho, sedep. Aroma tehnya juga khas. Apalagi diiiringi musik khas Betawi. “Top banged dah,” ujarnya. (dhes)

Jumat, 08 Juli 2016

Ganjel Perut dengan Suasana Camping



Setiap kali pulang kantor, melintasi Pasar Minggu Jakarta Selatan, (sebelum Stasiun Pasar Minggu) terus terang  membuat saya penasaran dan ingin sekali mencari tahu. Banyak motor parkir dipinggir jalan, cahaya remang-remang, sekumpulan anak muda nongkrong dengan deretan tenda warna-warni di tengah kota. 

Travelmie, Urban Camping Pertama Indonesia. Sebuah tulisan yang terpampang  di bagian atas pintu masuk, membuat saya tak kuat menahan rasa penasaran ini untuk singgah. Lalu mendekat dan semakin dekat.  

Ternyata, oh ternyata, itu kuliner sekaligus tongkrongan anak gaul yang dikemas unik, dengan konsep perkemahan membentuk later  U  seolah berada di alam terbuka. 

Di setiap tenda di sediakan lampu petromax berukuran kecil. Cara menyajikan makannya pun terbilang unik. Karena makanan yang di sajikan menggunakan alat-alat camping, seperti nesting, talenan dan sebagainya.

Bila menengok ke atas, seolah sedang menatap langit dan gumpalan awan putih dengan kelap kelip bintang di malam hari. Suasananya betul-betul seperti sedang camping di  sebuah bukit atau puncak pegunungan. Juga terlihat panjat tebing (rock climbing) buatan disamping kasir. Di sekitar tenda, terdapat tumpukan kayu dengan sorotan lampu seolah berada di tengah api unggun.


Meski jajanan kuliner ini terbilang baru, ide dan konsepnya luar biasa kreatif, bahkan langsung jadi trend topik di semua media sosial,seperti Path, Twitter dan instagram. Makannya tidak heran kalau satu hari pengunjung yang datang keTravelmie ini bisa mencapai 300 orang.

“Kebetulan saya datang ke travelmie ini pas malam minggu dan ramainya bukan main. Sampai waiting list dan harus menunggu 8 rombongan,” kata Dina, warga Depok.

Bagi yang beruntung, pengunjung bisa berada di dalam tenda untuk kapasitas empat orang . Jika seluruh tenda sudah full, pengunjung cukup duduk pada sebuah meja dan bangku kayu dan lipat. Namun tak kalah serunya.

Daftar menunya pun ditulis SIMAKSI alias surat izin memasuki kawasan travelmie. Menariknya lagi, ada program khusus yang di berikan oleh travelmie. Salah satunya kalian bisa makan mie soto gratis dengan menunjukan foto kalian abis dari puncak gunung. Program lainnya, Kamis Berkah, di hari itu seluruh keuntungan (net) disumbangkan ke fakir miskin. Wow keren.

Seperti namanya, Travelmie, menu yang tersaji pun menyerupai masakan orang yang sedang berkemah. Ada menu berat, adapula yang ringan. Cocok untuk ganjel perut, ngemil, ngunyah, sambil ngobrol “ngalor-ngidul”  dengan teman-teman terdekat. Sesuai namanya “Travelmie” menyediakan mie sebagai makanan utamanya.

Jika mau mampir, jam oprasionalnya dibuka Senin-Kamis  (15:300-24:00 WIB), Jumat-Minggu (15:00-03.30 WIB). Soal harga, jangan khawatir, tak sampai menguras kantong anda. Mulai dari Rp.18.000-20.000.  Sambil nunggu pesanan datang upload dulu di media sosial kalian. (Adhes SS)


Menu Pencinta Alam

“Congratulations, You Are Now Ar Puncaknya Djakarta 0035 MDPL”. Itulah tulisan yang tertera di pintu masuk Travelmie – Urban Camping Pertama Indonesia di Pasar Minggu. 

Travelmie awalnya berada di Cipondoh, kemudian pindah ke Jalan kisamaun 154, Pasar Lama Tangerang. 
 Saat ini Kabara, sang owner asal Tangerang, membuka cabang di Jakarta Selatan, tepatnya di Jl Raya Pasar Minggu No.55. 
Ada beberapa menu disetiap pos (sebutan nomor bangku atau tenda) untuk memesan makanan sesuai selera yang dinginkan. Bagi yang mau ganjel perut, ada Nasi Bakar, Nasi Tuna Pedas, Nasi Teri Ayam, Nasi Liwet (Samudra, Bolang, Nusantara) dan Nasi Goreng (Kambing, dan rending).

Kemudian ada aneka Mie (Mie Persis), Mie Level Premium (Mie Hot Maicih, Mie KreZ Boncabe, Mie TaoKaiNoi Series), Pizza mie, Waffle Mie, Burger Mie, hingga makanan ringan seperti Ketan Moderen (Ketan Duren, Ketan Suke/susu keju, Ketan Serundeng).

Juga ada Aneka Kue Cubit, Aneka Kelapa Syurga,  Aneka Ropating (Roti Panggang Neting), Aneka Pancong Modern (Pancong pocong, Rainbow Glow, Choco Packer). Minumnya ada Es Teh tarik, Es Capucino, Es Lemon Tea, Es Milo, Kopi susu dan sebagainya. (dhes)